Kurs Rupiah Tetap Stabil di Awal Perdagangan Hari Selasa
Pada pembukaan perdagangan hari Selasa di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat tetap stabil di tingkat Rp 16.583 per dolar AS, sama seperti posisi sebelumnya. Meskipun demikian, analis memperkirakan bahwa rupiah akan menghadapi tekanan untuk melemah dalam beberapa waktu ke depan akibat berbagai faktor eksternal.
Pengaruh Tundaan Data Ekonomi AS
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan bahwa penundaan rilis data ekonomi AS menjadi salah satu faktor yang berdampak pada fluktuasi kurs rupiah. Penundaan ini disebabkan oleh shutdown pemerintahan AS, yang membuat The Fed kesulitan menentukan arah kebijakan suku bunga. Hal ini juga meningkatkan minat pelaku pasar untuk memegang dolar AS sebagai aset yang lebih aman.
“Tertundanya rilis data ekonomi AS akibat government shutdown menyebabkan ketidakpastian yang sangat besar. Ini membuat pelaku pasar cenderung memilih dolar AS sebagai alat investasi,” ujarnya kepada Antara di Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2025.
Dampak Shutdown Pemerintahan AS
Menurut laporan Sputnik, jika shutdown pemerintahan AS terus berlanjut, dampaknya bisa sangat signifikan. Diperkirakan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran dan kerugian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara sebesar US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 248 triliun per pekan.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, dalam wawancara dengan CNN, menyatakan bahwa PHK akan mulai terjadi jika presiden memutuskan bahwa negosiasi anggaran tidak lagi dapat dilanjutkan. Namun, jika Partai Demokrat menggunakan pendekatan bijak dalam proses persetujuan anggaran di Senat, maka PHK tidak akan terjadi.
Ketidakpastian Akibat Kebuntuan Anggaran
Ketidakpastian seputar shutdown pemerintahan AS semakin memperburuk situasi. Proposal untuk membuka kembali pemerintah gagal lolos untuk keempat kalinya, sehingga rilis data ekonomi AS terus tertunda. Tahun fiskal 2024 telah berakhir pada 30 September, namun Kongres masih belum mencapai kesepakatan mengenai anggaran tahun berikutnya.
Kebuntuan ini disebabkan oleh konflik antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Senat, di mana Partai Republik tidak memiliki mayoritas yang cukup untuk mengambil inisiatif.
Prediksi Melemahnya Rupiah
Rully Nova menambahkan bahwa sentimen domestik saat ini masih bersifat "wait & see", terutama terkait rilis data cadangan devisa Bank Indonesia (BI). “Sementara sentimen dari domestik masih wait & see, rilis data cadangan devisa BI akan menjadi faktor penting,” ujarnya.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, memprediksi bahwa rupiah akan melemah setelah rilis data cadangan devisa Indonesia bulan September 2025. Ia memperkirakan bahwa cadangan devisa akan mengalami penurunan akibat outflow pada bulan tersebut.
“Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.525 hingga Rp16.625 per dolar AS,” tambah dia.
Prediksi Kurs Rupiah
Berdasarkan analisis para ahli, rupiah diperkirakan akan menghadapi tekanan untuk melemah dalam beberapa hari ke depan. Namun, besarnya tekanan akan bergantung pada seberapa cepat pemerintah AS dapat menyelesaikan masalah shutdown dan rilis data ekonomi yang tertunda.
Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian, pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan memantau perkembangan terkini dari berbagai sumber.

