Keajaiban Jembatan di Guizhou, China
Guizhou, sebuah provinsi di bagian barat daya Tiongkok, kini menjadi pusat perhatian dunia karena kehadiran jembatan-jembatan raksasa yang memukau dan menantang. Tidak hanya menakjubkan dari segi teknik dan arsitektur, jembatan-jembatan ini juga menjadi arena bagi para penggemar olahraga ekstrem dari seluruh dunia dalam ajang International High Bridge Extreme Sports Invitational Tournament 2025.
Sejak hari Selasa (23/9/2025), sebanyak 31 atlet terbaik dari 21 negara, termasuk Tiongkok, Rusia, Italia, dan Korea Selatan, berpartisipasi dalam turnamen yang berlangsung selama seminggu. Para peserta menjajal berbagai jembatan megah di Guizhou, seperti Jembatan Beipanjiang, Jembatan Sungai Baling, dan yang paling menakjubkan, Jembatan Ngarai Besar Huajiang, yang dinobatkan sebagai jembatan tertinggi di dunia.
Jembatan Tertinggi di Dunia
Jembatan Ngarai Besar Huajiang membentang sepanjang 2.890 meter dengan bentang utama 1.420 meter, dan menjulang 625 meter di atas sungai, menjadikannya bukan hanya jembatan tertinggi, tetapi juga salah satu dengan bentang terbesar di daerah pegunungan. Pemerintah provinsi bahkan merancangnya sejak awal dengan konsep multi-fungsi, yang mendukung kegiatan olahraga ekstrem seperti BASE jumping, paralayang, hingga bungee jumping tanpa kabel.
“Terjun dari jembatan-jembatan pemecah rekor ini adalah pengalaman yang unik,” ujar Aleksandr Dobychin (35), jumper asal Rusia yang sudah mengoleksi lebih dari 5.500 terjun payung dan 800 BASE jump. Meski berpengalaman, Dobychin mengaku tetap tegang sebelum melompat. “Tidak ada kesempatan kedua dalam olahraga ekstrem,” katanya sambil menekankan pentingnya disiplin keselamatan.
Melayang di Atas Awan Bersama Keluarga
Momen mengharukan datang dari pasangan ayah dan anak asal Jepang, Yasuhiro Kubo (63) dan Anika Kubo (26). Di tengah hujan rintik di atas Jembatan Sungai Baling, keduanya saling mengencangkan parasut sambil tersenyum. “Aku cinta China!” teriak sang ayah sebelum melompat. “Aku cinta Guizhou!” sahut sang putri sambil terjun bergandengan tangan ke tengah kabut.
Yasuhiro, yang telah 43 tahun menjadi penerjun, mengaku kagum melihat transformasi Tiongkok. “Dulu jalanan dipenuhi sepeda. Sekarang, semuanya terhubung oleh kereta cepat dan jalan tol. Perubahannya luar biasa,” ujarnya. Bagi Anika, BASE jumping bukan sekadar olahraga ekstrem, melainkan juga bentuk meditasi. “Saat berdiri di tepi dengan kaki gemetar, dunia menjadi sunyi. Hanya ada saya dan langit,” ungkapnya.
Guizhou, Museum Jembatan Dunia
Guizhou dikenal luas sebagai “museum jembatan dunia”, karena topografi pegunungan dan lembah dalamnya telah melahirkan ratusan jembatan megah dengan desain inovatif. Pemandangan alam yang dramatis membuat wilayah ini menjadi destinasi sempurna untuk olahraga ekstrem seperti BASE jumping, zipline, dan paralayang.
Atlet asal Korea Selatan, Ivy Kwon (33), menyebut jembatan-jembatan super tinggi di Tiongkok memberikan cukup waktu di udara untuk melakukan berbagai manuver. “Saya bisa lebih rileks dan menikmati pemandangan saat melayang,” ujarnya, antusias menantikan lompatan dari Jembatan Ngarai Besar Huajiang yang baru dibuka untuk lalu lintas dan kegiatan olahraga.
Olahraga, Teknologi, dan Pariwisata
Menurut Zhu Junhua, pejabat dari badan olahraga Provinsi Guizhou, pemerintah daerah berencana terus mengintegrasikan olahraga ekstrem dengan infrastruktur jembatan kelas dunia. “Kami ingin menjadikan Guizhou sebagai tempat di mana orang bisa menikmati keindahan alam, olahraga ekstrem, dan arsitektur luar biasa dalam satu pengalaman yang tak terlupakan,” katanya.
Dengan panorama pegunungan yang megah, teknologi rekayasa jembatan yang canggih, serta semangat petualangan para atlet dunia, Guizhou kini tidak hanya berdiri sebagai simbol kemajuan infrastruktur Tiongkok, tetapi juga sebagai surga baru bagi para pencari sensasi di langit terbuka.

